Chapter 10: Bab 10
Kedua lidah mereka terus bermain, Karen menikmati ciuman panas ini sambil menutup matanya.
Saat kedua lidah mereka berdua bertukar air liur, di sisi lain tangan mereka terus bergerak meraba-raba tubuh pasangan mereka.
Sambil terus berciuman, Eddie terus mengayunkan penis raksasanya dengan akurat ke dalam vagina basah dan panas milik Karen layaknya tak ada hari esok.
Keduanya saling berpelukan erat, tak ada sehelai kain pun yang menutupi tubuh mereka. Sedangkan tubuh bagian bawah mereka terus bertabrakan diiringi dengan suara *Pa!* *Pa!* *Pa!* layaknya pasangan penuh kasih yang sedang melakukan sesi bercinta liar mereka.
Satu saat mereka berciuman penuh gairah dengan liar dalam waktu yang lama, beberapa saat kemudian mereka melanjutkan sesi bercinta mereka sampai ruangan yang mereka tempati di penuhi dengan suara benturan kulit serta suara gairah.
"Karen... Aku hampir selesai... Bersiaplah.
"Ahhh... Ahhh... Lebih, tolong... Sangat enak, Eddie!"
Di bagian bawah, vulva Karen terus bergesekan dengan penis Eddie, Karen mulai bergetar hebat penuh dengan kenikmatan saat bibir bawahnya terstimulasi secara terus-menerus.
Tampaknya tubuhnya tahu bahwa 'sesuatu' akan segera keluar dari benda perkasa milik Eddie.
Oleh karena itu, dengan sadar Karen mulai menyesuaikan ritme pantatnya, membuatnya bergoyang dengan lebih menggoda dan juga penuh intensitas.
Di satu sisi, Eddie merasa gua yang dia 'uleni' saat ini mulai bergetar layaknya akan runtuh, 'pilar-pilar' gua tersebut telah hancur dan segera lingkar penisnya di tekan semakin erat!
Secara instan, Eddie mendapat rangsangan yang lebih mematikan dari pada saat sebelumnya.
Eddie sendiri sudah tak bisa menahan diri, segera dia mengayunkan pinggulnya lebih cepat ke arah pantat lembut milik Karen.
Beberapa saat kemudian, esensi penting dalam dirinya mulai ditembakkan dari moncong kedalam rahim Karen!
Karen LesProux yang di tumbu secara membabi buta oleh penis Eddie segera merasakan suatu benda cair memasuki rahimnya, benda cair itu terasa sangat panas layaknya lava yang meleleh. Tubuhnya mulai bergetar dengan kesenangan, kedua pahannya segera menekan erat ke arah pinggul kekasih barunya, Eddie.
Intisari kedua pasangan itu pun tumpah.
Euforia cinta yang mereka rasakan saat ini benar-benar di luar imajinasi mereka.
"Ah... Ahhh... Sangat bagus... Eddie..."
Karen bernafas dengan tersenggal-senggal diiringi dengan erangan panjang yang kelaur dari bibir merahnya.
Eddie benar-benar memaksa tubuhnya sampai batas, sekarang dia merasa sangat lelah dan juga lesu.
Terengah-engah, kedua pipi karen berubah warna menjadi semerah langit sore.
Karen memejamkan matanya sambil merasakan cairan yang sebelumnya mengisi rahimnya mulai mengalir keluar dari dalam vaginanya.
Dia sama sekali tak perduli jika sperma Eddie akan mengotori kasur yang mereka gunakan saat ini.
Apa yang ada di otaknya saat ini hanyalah 'after taste' setelah sesi cinta liar yang telah dia lakukan.
Saat pikiran Karen melayang entah kemana, tiba-tiba dagunya di angkat ke atas. Saat itu bibir Karen diklaim sekali lagi oleh Eddie.